Kalimat Efektif Dalam Penulisan

RuangBuku.id – Kami melayani jasa self publishing, jasa penerbitan buku, jasa penulisan buku, jasa editing buku untuk bahan ajar ataupun untuk keperluan lain. Namun, sebelum itu, Anda bisa menyimak pembahasan di bawah ini mengenai Kalimat Efektif Dalam Penulisan

Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, “Berapa, Bang, ke pasar Rebo?” Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat karya tulis, baik berupa essay, artikel, ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.

Kalimat Efektif Dalam Penulisan

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang menjadi kesatuan pikiran. Susunan kalimat biasanya terdiri dari kata, frasa, dan klausa. Dalam sebuah kalimat, ada kalimat efektif yang bisa dipahami pembaca dan mendekati pemikiran penulis.

Kalimat efektif adalah kalimat yang memberikan pemikiran yang bisa dibaca jelas oleh pembaca. Kalimat ini biasanya dipakai dalam karya tulis ilmiah. Kalimat efektif membuat proses penyampaian dan penerimaan pesan dapat dipahami oleh pembaca.

Kalimat efektif mengembangkan gagasan, memakai kata yang penting dan seperlunya, serta ada bagian pemusatan perhatian tertentu. Kalimat efektif ini bisa menyelaraskan pemikiran penulis. Struktur kalimat efektif ini memakai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika struktur kalimat kacau, bisa membuat pembaca kesulitan memahami bacaan.

Kalimat ini biasanya dipakai dalam penulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Kalimat efektif berbeda dengan pola kalimat yang ada dalam majalah, novel, atau tulisan wartawan.

Dalam sebuah kalimat ada dua unsur yang penting yaitu subjek dan predikat. Dalam kalimat inti subjek menjadi unsur penting dalam kalimat selain predikat. Bagian subjek bisa berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.

Ciri dan Syarat Kalimat Efektif

1. Kelugasan

Kalimat efektif dapat dikenali dari lugas atau tidak. Artinya kalimat efektif tidak bertele-tele. Kalimat efektif langsung mengutarakan ide pokok yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Kalimat yang bertele-tele dan cenderung tidak fokus malah bikin pembaca kesulitan dalam memahami inti ide pokok. Kalimat yang lugas tanpa berkelit-kelit lebih bagus untuk ditulis. Sekarang mari beralih ke contoh dua kalimat di bawah ini.

2. Ketepatan

Kalimat efektif dapat dikenali dari ketepatan antara kata yang ditulis dan apa yang dimaksud. Kalimat yang tepat tidak akan menimbulkan multitafsir. Sebab jika terjadi multi-tafsir akan membuat pembaca sakit kepala karena ambigu.

Penulis harus menyadari titik logis dari sebuah kalimat. Sehingga untuk mencapai kalimat yang efektif si penulis harus mempertimbangkan lagi tulisan yang sedang ditulis. Kalau tidak begitu bakal sering terjadi beda makna yang dituju. Biar lebih jelas mari langsung ke contohnya saja.

3. Kejelasan

Kejelasan adalah salah satu ciri dari kalimat efektif. Kejelasan apa yang dimaksud? Tentu saja struktur pada suatu kalimat. Pembaca butuh struktur yang jelas agar tulisan mudah dipahami.

4. Kehematan

Kalimat yang efektif ditandai dengan tidak boros kata. Maksudnya tidak terjadi pengulangan kata atau menggunakan kata yang hampir sama pada satu kalimat. Makanya dalam membuat kalimat yang efektif perlu kehati-hatian.

Kalimat yang terlalu panjang sangat menyiksa otak pembaca. Tentu saja karena banyaknya kata yang harus dipahami. Inilah yang dinamakan ekonomi kata atau hemat penggunaan kata-kata.

5. Kesejajaran

Kalimat yang efektif mensyaratkan bentuk dan struktur yang digunakan dalam kalimat efektif harus paralel, sama, atau sederajat. Secara bentuk terdapat adanya penggunaan imbuhan dalam satu kalimat. Sementara itu secara struktur kesejajaran terletak pada klausa-klausa yang menjadi pengisi dalam kalimat yang efektif.

Syarat-syarat Kalimat Efektif

Ada beberapa syarat atau prinsip agar suatu kalimat dapat disebut sebagai kalimat efektif. Apa saja? Berikut ini 4 (empat) syarat-syarat kalimat efektif beserta contoh dan perbaikannya.

  • Sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

Kalimat efektif yang ditulis harus menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat. Ejaan dan tanda baca yang tepat akan memudahkan pembaca memaknai kalimat.

  • Sistematis

Umumnya, sebuah kalimat sederhana dibentuk oleh struktur yang terdiri atas subyek dan predikat. Dapat ditambahkan obyek dan atau keterangan yang diakhiri dengan tanda baca.

  • Tidak boros kata dan bertele-tele

Pembaca akan lebih mudah memahami kalimat yang ditulis dengan susunan kalimat yang baik dan benar. Penggunaan kata yang tidak boros dan bertele-tele, tetapi juga tidak kekurangan kata.

  • Tidak ambigu

Kalimat efektif sangat penting agar menghindarkan dari kesulitan pembaca yang multitafsir. Susunan kalimat yang dibuat ringkas, sistematis, dan sesuai kaidah kebahasaan. Sehingga tidak ambigu.

  • Penggunaan kosa kata baku

Hal yang paling penting dalam kalimat efektif adalah kosakata baku yang digunakan. Kata yang sesuai aturan kebahasaan yang berlaku. Sedangkan kata tidak baku yang tidak sesuai aturan kebahasaan yang berlaku, biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Contoh Kalimat Efektif

  • Pulpen yang berwarna merah itu adalah merupakan pulpen Yudi (tidak efektif)
    Pulpen yang berwarna merah itu adalah pulpen Yudi (Efektif)
  • Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian sekolah (tidak efektif)
    Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian sekolah (efektif)
  • Pagi makan soto lahap Si Anita tadi. (tidak efektif)
    Tadi pagi, Si Anita makan soto dengan lahap. (efektif)
  • Dilemparkannya bola sampai kena jendela, pecah kaca dibikinnya. (tidak efektif)
    Bola dilempar sampai kaca jendela pecah. (efektif)
  • Diambil ayah motor itu sejak pagi. (tidak efektif)
    Motor itu diambil ayah sejak pagi. (efektif)
  • Dompetnya Bagus hilangnya di pasar. (tidak efektif)
    Dompet Bagus hilang di pasar. (efektif)

Fungsi Kalimat Efektif

Kalimat efektif dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar tidaklah hadir tanpa sebuah alasan. Berikut ini adalah fungsi kalimat efektif:

  • Mewakili Pikiran Penulis atau Pembicara

Juni Ahyar menjelaskan kalimat efektif sebagai kalimat yang mengungkapkan gagasan atau penulisan secara tepat. Efektif dalam hal ini adalah ukuran suatu kalimat yang mampu menimbulkan pikiran pada pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, kalimat efektif berfungsi untuk mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaraanya.

  • Sebagai Alat Komunikasi

Bila melihat fungsi sebelumnya, kalimat efektif berarti dibuat untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengarnya sehingga fungsi kalimat sebagai alat komunikasi pun dapat terwujud dengan baik dan benar.

Unsur Kalimat Efektif

Di dalam kalimat efektif memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi. Unsur tersebut terdiri atas Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel) dan Keterangan (ket). Dalam kalimat baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur yakni subjek dan predikat. Sementara pelengkap lainnya bisa wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.

1. Subjek (S)

Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:

  • Ibuku sedang menyapu.
  • Kursi pegawai
  • Yang berbaju batik dosen saya.
  • Berjalan kaki menyehatkan badan.
  • Membuat roti tawar sangat mudah.

2. Predikat (P)

Unsur kalimat selanjutnya adalah predikat (P) yakni bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).

Selain berfungsi untuk tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S.

Predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:

  • Adik sedang tidur siang.
  • Putrinya cantik jelita.
  • Kota Jakarta dalam keadaan aman.
  • Kucingku belang tiga.
  • Robby mahasiswa baru.
  • Rumah Pak Hartawan

3. Objek (O)

Sementara Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Nomina, frasa nominal atau klusal biasanya yang menjadi bagian objek. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperti pada contoh di bawah ini.

  • Intan menimang …
  • Dokter memeriksa …
  • Juru masak menggoreng …

Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.

Sementara objek dapat bersifat tidak diperlukan ketika Jika P diisi oleh verba intransitif. Pada format ini O tidak diperlukan. Contohnya seperti dibawah ini, verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.

  • Nenek mandi.
  • Komputerku rusak.
  • Tamunya pulang.

Objek juga dapat berubah menjadi subjek ketika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.

  • Novia Intan memarahi Elisa (O)
  • Elisa (S) dimarahi oleh Novia Intan.

4. Pelengkap (P)

Unsur pelengkap pada kalimat efektif merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat. Biasanya berada di belakang predikat yang berupa verba.

Namun posisi seperti itu juga ditempati oleh objek, dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Perhatikan contoh di bawah ini.

Banyak parpol berlandaskan Pancasila.
S P Pel
Pada kalimat kedua berlandaskan ia melengkapi objek “Pancasila”.

5. Keterangan

Unsur keterangan berarti menerangkan bagian kalimat lainnya. Unsur keterangan bisa berfungsi menerangkan subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Keterangan dapat diisi oleh frasa nominal, frasa preposisional, adverbia, atau klausa.

Demikian beberapa hal mengenai referensi buku ajar dengan judul Kalimat Efektif Dalam Penulisan apabila membutuhkan layanan jasa self publishing, jasa penerbitan buku, jasa penulisan buku, jasa editing buku untuk bahan ajar ataupun untuk keperluan lain Dapat menghubungi admin RuangBuku.